Posted on Rabu, 09 November 2016 - 09:36:55 WIB by admin
Beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan penjualan di saat ekonomi lesu:
1. Menurunkan harga
Strategi yang paling mudah
adalah dengan menurunkan harga jual barang propertinya. Jika di pasaran
harga rumah mewah dengan fasilitas dan aksesibilitas keren dihargai Rp3
miliar, Anda bisa menjualnya dengan Rp 2,8 miliar. Potongan tersebut
akan membuat calon konsumen Anda tertarik.
Broker juga bisa menggunakan strategi beberapa mall dan supermarket untuk menaikan dulu harga jualnya, untuk kemudian diturunkan lagi harganya.
2. Transfer knowledge
Terkadang, beberapa orang
hanya ikut-ikutan tren, tidak benar-benar tahu apa yang sedang terjadi.
Jika seperti itu, broker perlu memberi tahu bahwa ketika ekonomi lesu,
saat banyak properti dijual dengan harga murah, saat itulah konsumen
perlu beli. Bukan sebaliknya, membeli di saat properti booming dan harga
tengah berada di puncak.
Metode transfer knowledge tidak hanya membuat broker dapat closing (menjual produknya), tapi juga bisa memberi solusi bagi konsumen. Jika sudah begitu, konsumen akan percaya penuh pada broker tersebut dan merekomendasikan ke teman-temannya.
3. Gimmick
Anda tentu pernah mendengar beberapa
gimmick yang diberikan oleh developer. Seperti beli rumah dapat
apartemen, beli apartemen dapat smartphone, atau lain sebagainya. Ya,
semua itu akan mampu menarik perhatian calon konsumen yang ingin membeli
hunian.
Ekonomi lesu bukan berarti tidak ada konsumen, rumah selalu dibutuhkan, hanya saja, bagaimana Anda mampu mengemas produk tersebut dan menyajikannya berbeda dengan yang lain.
4. Added value
Tak ubahnya dengan gimmick,
memberi added value juga merupakan strategi untuk menampilkan produk
yang terkesan berbeda. Hanya saja, gimmick biasanya dikemas dengan
menambahkan barang lain yang mampu menarik minat konsumen, sementara
Added value biasanya berupa kualitas.